Dampak dari Brexit telah menghadirkan tantangan dan peluang unik yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi dunia usaha di Inggris.
Hal-hal yang memberikan dampak terbesar adalah peningkatan biaya, masalah tenaga kerja dan keterampilan, serta kekurangan pasokan, sehingga banyak perusahaan harus menilai ulang dan beradaptasi agar dapat berkembang di era pasca-Brexit.
Dampak tahun 2020
Sebelum tanggal 31 Januari 2020, ketika Inggris secara resmi menarik diri dari Uni Eropa dan pasar perdagangan tunggal, tidak ada perbatasan untuk perdagangan barang dan jasa antara Inggris dan negara-negara UE. Impor dan ekspor tidak tunduk pada pemeriksaan dan pembatasan perbatasan, tarif pajak dan bea, atau dokumentasi. Kini peraturan ini membuat ekspor ke negara-negara Eropa menjadi lebih rumit dan mahal.
Ketika dunia usaha mulai beradaptasi dengan hambatan perdagangan baru dan biaya serta kompleksitas operasional yang terkait, ada banyak hal yang dapat dipelajari. Hal ini, ditambah dengan dampak ganda pandemi terhadap perekonomian global, membuat momentumnya sangat lambat. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak bisnis mulai berpikir berbeda dan memanfaatkan peluang yang ada.
Bagi sebagian orang, dengan berkurangnya pembatasan Uni Eropa berarti mereka dapat mengakses pasar global baru dan berdagang dengan lebih bebas, memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas baru dengan Australia dan Selandia Baru. Perusahaan lain telah mengembangkan bisnis mereka ke pasar negara berkembang seperti Amerika Latin, Asia dan Afrika. Jalan lain bagi banyak bisnis adalah memperluas jejak fisik mereka secara global.
Ritel: industri yang menghadapi perubahan
Salah satu industri yang sangat terpengaruh oleh keseluruhan perubahan yang terjadi pada tahun 2020 adalah ritel. Bagi sektor ini, Brexit menandai titik balik yang nyata. Keluarnya dari UE membawa cara baru dalam melakukan bisnis yang menyebabkan banyak merek ritel menderita. Namun, dalam beberapa bulan setelah Brexit, lockdown yang diberlakukan di seluruh Eropa akibat pandemi ini membuat harga e-commerce melonjak.
Merek fisik tidak mempunyai pilihan selain memanfaatkan saluran penjualan e-niaga agar tetap terbuka dan menguntungkan, sekaligus memenuhi preferensi konsumen yang terus berubah. Bagi pengecer e-niaga yang sudah ada, bisnis meningkat secara signifikan. Mereka yang beradaptasi dengan cepat dan menavigasi persyaratan pasca-Brexit adalah mereka yang mampu mencapai kesejahteraan.
Menganalisis strategi pemenuhan dan logistik sangat penting bagi merek ritel yang berkembang pesat dan beroperasi di pasar-pasar utama global. Namun, seperti halnya wilayah yang belum dipetakan, membentuk kemitraan dapat mempermudah dan mengoptimalkan prosesnya.
Bagi banyak pengecer, sulit memanfaatkan peluang untuk mengembangkan merek mereka di masa ketidakpastian. Penting untuk menavigasi tantangan-tantangan ini secara efektif agar dapat berkembang dan berkembang di lingkungan baru.
Kolaborasi untuk menciptakan kesuksesan
Rasa kemitraan dan kolaborasi ini adalah kunci bagi salah satu merek ikonik dengan rencana pertumbuhan ambisius pasca-Brexit. Merek fesyen lama, Ed Hardy ingin membangun kembali mereknya di Inggris dan UE, namun seperti banyak pengecer lainnya, dihadapkan dengan serangkaian kompleksitas pasca-Brexit dalam melayani pelanggan UE dari pusat-pusat yang berbasis di Inggris.
Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa Ed Hardy telah mengidentifikasi wilayah seperti Jerman dan Belanda sebagai pasar pertumbuhan utama. Pemisahan yang diperlukan antara pasar Inggris dan UE berarti merek tersebut harus mengevaluasi kembali logistik untuk menghindari kenaikan biaya bea cukai, penundaan pengiriman, dan hambatan peraturan yang dapat menghambat jangkauannya ke basis pelanggan penting di seluruh daratan Eropa.
Kami mendukung Ed Hardy dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dan mencapai tujuannya, melalui keahlian internasional kami dan pendekatan berbasis teknologi terhadap pemenuhan dan logistik.
Bidang pertama yang kami tangani bersama adalah efektivitas distribusi. Dengan gudang pemenuhan kebutuhan di Bocholt, Jerman, dan pangkalan Inggris di Otters Brook, South Wales, Ed Hardy mampu menghindari hambatan perdagangan terkait Brexit, sekaligus mengurangi biaya dan pengiriman lebih cepat. Pusat distribusi yang terlokalisasi juga memungkinkan merek tersebut menawarkan lebih banyak produk yang disesuaikan dengan selera dan preferensi regional.
Kemitraan ini juga memberikan Ed Hardy skalabilitas yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan permintaan pasar dan tren konsumen dengan cepat; penting dalam industri mode yang bergerak cepat di mana preferensi konsumen berubah secara tiba-tiba. Secara khusus, alat logistik dan analisis data fulfilmentcrowd menawarkan wawasan berharga bagi merek ritel tentang perilaku pelanggan dan tren pasar mereka. Pendekatan berbasis data ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat mengenai manajemen inventaris, pengembangan produk, dan strategi pemasaran.
Ed Hardy kini menjadi salah satu perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di Inggris, dan berupaya untuk kembali ke tingkat pendapatan sebelumnya.
Kesimpulan
Dengan perubahan datanglah peluang. Namun, mengambil tindakan dengan berkolaborasi, menjadi lebih tangkas, dan melakukan diversifikasi akan memungkinkan dunia usaha untuk lebih mudah – dan sukses – memanfaatkannya. Baik Brexit maupun pandemi telah menjungkirbalikkan dunia bisnis, namun ketika merek terus bekerja sama dan beradaptasi, mereka tidak hanya akan mampu bertahan, namun juga berkembang dalam masa depan dunia kerja.