Karyawan Revolut siap berbagi keuntungan sebesar £390 juta saat perusahaan teknologi finansial itu melakukan penjualan saham yang menilai bisnis tersebut senilai £35 miliar.
Transaksi signifikan ini menggarisbawahi status Revolut sebagai pemain terkemuka di sektor fintech Inggris, meningkatkan valuasinya dari £26 miliar selama putaran penggalangan dana terakhirnya tiga tahun lalu.
Penjualan ini menawarkan kesempatan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan yang berpusat di London tersebut selama setidaknya satu tahun untuk memperoleh keuntungan dari pertumbuhan perusahaan yang pesat. Dengan lebih dari 10.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk 1.300 di Inggris, masih belum jelas berapa banyak yang berpartisipasi dalam penjualan tersebut, atau apakah para pendiri Nik Storonsky, CEO, dan Vlad Yatsenko, CTO, termasuk di antara mereka yang menjual saham. Khususnya, para pendukung baru Coatue dan D1 Capital Partners, bersama dengan investor lama Tiger Global, terlibat dalam putaran pendanaan terbaru ini.
Nik Storonsky mengungkapkan antusiasmenya dengan menyatakan, “Kami gembira dapat memberikan kesempatan kepada karyawan kami untuk memperoleh manfaat dari keberhasilan kolektif perusahaan.”
Peningkatan valuasi Revolut sangat penting mengingat lingkungan yang menantang di sektor fintech yang lebih luas, di mana kenaikan suku bunga telah menekan valuasi. Keberhasilan perusahaan ini sangat kontras dengan pesaing seperti Klarna, yang valuasinya anjlok dari $45,6 miliar pada tahun 2021 menjadi $6,7 miliar hanya setahun kemudian.
Didirikan pada tahun 2015 sebagai layanan valuta asing dan transfer uang, Revolut telah berkembang pesat menjadi penyedia layanan keuangan yang komprehensif, yang menawarkan berbagai produk mulai dari perdagangan saham hingga rekening tabungan. Dengan lebih dari 45 juta pelanggan di seluruh dunia, Revolut melaporkan laba sebelum pajak sebesar £437,8 juta tahun lalu dari pendapatan sebesar £1,8 miliar.
Revolut siap untuk pertumbuhan lebih lanjut, setelah memperoleh lisensi perbankan Inggris bulan lalu setelah menunggu selama tiga tahun. Lisensi baru ini akan memungkinkan perusahaan untuk memberikan pinjaman di pasar dalam negeri dan menantang bank-bank besar yang sudah mapan, sekaligus mendukung rencana ekspansi internasionalnya.
Meskipun Revolut diharapkan untuk melakukan penawaran umum perdana di pasar saham, perusahaan tersebut dilaporkan mempertimbangkan New York daripada London untuk pencatatannya. Keputusan potensial ini dapat menjadi kemunduran bagi City, dengan pejabat pemerintah dilaporkan berencana untuk membujuk Revolut untuk mencatatkan sahamnya di London.