Perekonomian Inggris menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena Produk Domestik Bruto (PDB) naik sebesar 0,1 persen pada bulan Februari, didorong oleh peningkatan kinerja di sektor produksi dan jasa.
Menurut Kantor Statistik Nasional (ONS), PDB kini telah meningkat selama dua bulan berturut-turut, menyusul revisi kenaikan pertumbuhan sebesar 0,3 persen pada bulan Januari. Tren positif ini menunjukkan bahwa Inggris perlahan-lahan keluar dari resesi yang dialaminya pada paruh kedua tahun sebelumnya, meskipun laju pemulihannya masih terbatas.
Sektor jasa mengalami peningkatan aktivitas sebesar 0,1 persen, sedangkan sektor produksi mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan sebesar 1,1 persen. Namun, sektor konstruksi mengalami kontraksi sebesar 1,9 persen, sehingga menghambat pertumbuhan keseluruhan pada bulan Februari. Selama tiga bulan menjelang bulan Februari, PDB mengalami peningkatan sebesar 0,2 persen.
Antisipasi penurunan suku bunga oleh Bank of England dalam waktu dekat, ditambah dengan berkurangnya tekanan inflasi, telah mendorong permintaan dalam perekonomian Inggris. Inflasi turun menjadi 3,4 persen pada bulan Februari, melampaui ekspektasi, sementara suku bunga bertahan pada level tertinggi dalam 16 tahun terakhir yaitu sebesar 5,25 persen.
Pemotongan pajak yang dilakukan Jeremy Hunt, yang dilaksanakan pada bulan April setelah anggaran bulan Maret, diperkirakan akan lebih merangsang permintaan. Selain itu, perkiraan memperkirakan penurunan inflasi dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh pengurangan rata-rata tagihan energi.
Liz McKeown, direktur statistik ekonomi ONS, menyoroti pertumbuhan positif di sektor manufaktur, khususnya di sektor otomotif, dan di sektor jasa seperti transportasi umum dan telekomunikasi. Namun, dia mencatat penurunan signifikan dalam konstruksi karena kondisi cuaca buruk.
Rektor Jeremy Hunt menyatakan optimismenya terhadap kemajuan ekonomi yang tercermin dalam angka-angka terbaru, dan menekankan pentingnya mematuhi rencana pemerintah untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Meskipun terdapat indikator-indikator positif, pertumbuhan ekonomi Inggris masih tidak terlalu besar dibandingkan dekade-dekade sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti biaya pinjaman yang tinggi dan dampak krisis biaya hidup yang berkepanjangan. PDB diproyeksikan tumbuh sekitar 0,6 persen tahun ini, menempatkan Inggris di antara negara-negara dengan kinerja terlemah di G7.
Ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga oleh Bank of England telah melambat, mencerminkan kekhawatiran terhadap tantangan inflasi di negara-negara maju. Perkiraan awal untuk enam pemotongan telah direvisi menjadi sekitar dua pemotongan, yang menggarisbawahi kompleksitas dalam mengembalikan inflasi ke tingkat yang ditargetkan sebesar 2 persen.