Inggris baru-baru ini menyambut salah satu pertanian dalam ruangan yang paling berteknologi maju di Gloucestershire, yang memiliki kemampuan luar biasa dalam produksi salad.
Pertanian vertikal ini memanfaatkan kondisi iklim yang terkendali dan konsisten untuk mempercepat pertumbuhan salad, mencapai tingkat pertumbuhan tiga kali lebih cepat dibandingkan pertanian luar ruangan tradisional.
Di bawah pencahayaan khusus dan dalam suasana hangat dan lembab, selada, kemangi, dan berbagai tanaman tumbuh subur di dalam fasilitas. Kepala petani Glyn Stephens menggambarkan operasi tersebut sebagai “pabrik berteknologi tinggi,” yang menyoroti komponen teknologi dan teknik penting yang terlibat.
Peternakan ini menyerupai gudang, dengan deretan nampan yang ditumpuk secara vertikal, dengan total ruang tanam seluas 14.500 meter persegi. Lingkungan yang menjaga suhu 27 derajat Celcius dan kelembapan 75%, memberikan kondisi optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Kemangi, misalnya, mencapai kematangan dari biji hanya dalam 18 hari, suatu percepatan yang signifikan dibandingkan budidaya di luar ruangan. Selain itu, dengan memproduksi secara lokal dibandingkan mengandalkan impor dari negara-negara seperti Spanyol atau Maroko, pertanian ini mengurangi emisi karbon yang terkait dengan transportasi.
Meskipun peternakan ini mengonsumsi listrik dalam jumlah besar, terutama untuk penerangan LED dan sistem kontrol iklim, peternakan ini beroperasi dengan sumber energi terbarukan. Ketergantungan pada energi terbarukan membantu mengurangi dampak lingkungan.
Pertanian vertikal menawarkan perlindungan dari risiko terkait cuaca seperti banjir dan kekeringan, serta serangan hama karena langkah-langkah biosekuriti yang ketat. Namun, kebutuhan energi yang besar telah menimbulkan tantangan bagi beberapa operator pertanian vertikal, sebagaimana dibuktikan dengan pengajuan kebangkrutan Aerofarms yang berbasis di AS pada bulan Juni 2023.